Jumat, 04 Desember 2015

HUBUNGAN ANTARA VEGETASI DAN FAKTOR LINGKUNGAN BIOTIK: TUMBUHAN DAN HEWAN


HUBUNGAN ANTARA VEGETASI DAN FAKTOR LINGKUNGAN BIOTIK: TUMBUHAN DAN HEWAN

A.    MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN
Makhluk hidup dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, keduanya memiliki hubungan timbal balik. Hubungan timbali balik antara ekosistem dengan lingkungannya dipelajari secara khusus dalam ekologi.Keseimbangan ekosistem tidaklah statis, artinya komponen penyusun ekosistem dapat mengalami kenaikan maupun penurunan jumlah populasi, namun dalam komposisi yang proporsional.
Ekosistem seimbang didukung oleh banyak alternatif lintasan yang dapat dilalui zat untuk terjadinya daur materi dan perpindahan energi. Semakin banyak variasi jenis tumbuhan, herbivora, karnivora dan mikroba  maka semakin banyak lintasan zat. Hal tersebut menyebabkan ekosistem tersebut semakin mantap keseimbangannya. Jika satu jenis tumbuhan berkurang, masih tersedia jenis tumbuhan lain sebagai produsen yang menjadi sumber makanan bagi herbivora.
Demikian hewan herbivora tertentu jumlahnya berkurang masih ada jenis herbivora lainnya yang dapat dimakan oleh hewan karnivora. Bila ada jenis karnivora tertentu yang punah masih ada karnivora lain yang meneruskan perpindahan energi dan zat dalam komunitas tersebut. Bila ada satu atau dua jenis organisme mengalami kepunahan tidak akan ada alternatif jalur yang dapat dilalui oleh zat dan energi, sehingga bila ada perubahan lingkungan maka akan ada yang mengalami kepunahan atau bahkan ada pertumbuhan populasi yang tidak seimbang. Keseimbangan lingkungan akan stabil dan akan tetap terjaga apabila jumlah individu produsen lebih besar daripada jumlah konsummen 1, demikian dengan jumlah konsumen 1 harus lebih besar dari jumlah konsumen 2, dan seterusnya jumlah konsumen 2 harus lebih besar dari jumlah konsumen 3. Apabila faktor biotik dan abiotik mengalami perubahan maka keseimbangan lingkungan menjadi terganggu, misalnya kaibat penggundulan hutan, bencana alam dan perburuan liar.
Kemampuan lingkungan untuk memperbaiki kembali komponen yang berkurang dikenal dengan istilah kelentingan lingkungan.Kondisi lingkungan yang dapat memberikan kehidupan bagi organisme yang menempatinya disebut daya dukung lingkungan.
Makhluk hidup dalam kehidupan ini membentuk suatu rantai kehidupan yang dimana rantai kehidupan ini tidak boleh putus. Rantai kehidupan ini merupakan sebuah sistem yang satu sama lainnya saling berkaitan. Secara garis besar rantai sistem kehidupan ini dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yakni :
1.      Produsen
Seluruh tumbuh tumbuhan tingkat rendah sampai ke tumbuh tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuh-tumbuhan sebagai produsen disebut juga organisme  autotrofik, sebab tumbuh-tumbuhan tersebut dengan menggunakan energi matahari dapat melakukan proses fotosintesis. Oksigen yang dihasilkan dari hasil fotosintesis akan dilepaskan ke udara dan oksigen tersebut berguna untuk pernafasan semua makhluk hidup yang tidak dapat menghasilkan makanan yang diperlukannya sendiri.
2.      Konsumen
Disebut juga organisme heterotrof yaitu makhluk hidup yang dalam ekosistem sebagai pemakai zat-zat makanan yang dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan penghasil makanan atau dari organism lain, termasuk dalam kelompok konsumen ialah manusia dan hewan. Konsumen dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok kecil yakni herbivira, karnivora, dan omnivora.
3.      Dekomposer
Disebut juga sebagai komponen pengurai atau saprotop yaitu organisme kecil (seprti bakteri dan fungi) yang fungsinya dapat menguraikan organisme yang telah mati dan sisa tumbuh yang mati menjadi senyawa-senyawa yang sederhana( iswandi, 2012)


B.     INTERAKSI MAKHLUK HIDUP
Interaksi penting bagi menentukan populasi di dalam suatu habitat. Manusia bersama tumbuhan , hewan dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu (otto soemarwoto,1926).
Dalam suatu lingkungan yang kompleks yang berisi berbagai macam organisme,aktivitas metabolisme suatu organisme akan berpengaruh terhadap lingkungannya.
Mikroorganisme seperti halnya organisme lain yang berada dalam lingkungan yang komplek senantiasa berhubungan baik dengan pengaruh faktor abiotik dan pengaruh faktor biotik.
Dalam ekologi,tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organismyang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.Tingkatan -tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akasaling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan  kesatuan.
Sedikit sekali di alam ada suatu jenis mikroorganisme yang hidup secaraindividual.Hubungan mikroorganisme dapat terjadi baik dengan sesama mikroorganisme, dengan hewan dandengan tumbuhan. Hubungan ini membentuk suatu pola interaksi yang spesifik yang dikenal dengan simbiosis (sym = bersama, bios = hidup)( Surasana, Eden: 1990)
Simbiosis adalah suatu istilah yang mencakup interaksi yang beranekaragam di mana dua species, inang dan simbionnya, mempertahankan suatu persekutuan yang dekat ( CAMBPEL, 2004: 372)
Interaksi antar mikroorganisme yang menempati suatu habitat yang sama akan memberikan pengaruh positif, saling menguntungkan dan pengaruh negatif, saling merugikan dan netral, tidak ada pengaruh yang berarti.

C.     INTERAKSI ANTARA TUMBUHAN DENGAN TUMBUHAN
Dalam ekosistem terdapat interaksi anatara makhluk hidup dengan lingkungannya, serta antar makhluk hidup itu sendiri.
Pola interaksi tersebut dapat saling menguntungkan, merugikan satu pihak tetapi pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan, dua pihak saling memperebutkan satu hal, serta pihak yang satu menghambat pihak lain.
Hubungan tumbuhan dengan tumbuhan terdapat dalam bentuk kompetisi akan berbagai kebutuhannya seperti substrat tempat tumbuh atau ruang, serta factor kimia dan fisika lingkungan lainnya.
Adapun pola-pola interaksi tersebut adalah :
A)    Simbiosis
Simbiosis merupakan interaksi antara makhluk hidup berbeda jenis dalam satu tempat dan waktu tertentu yang hubungannya sangat erat.
(  Surasana, Eden: 1990).
Simbiosis merupakan hubungan dimana dua jenis organisme tinggal/hidup bersama-sama. Contoh dari simbiosis kita dapat menggambarkan bangsa lumut, hubungan antara jamur dan ganggang hijau atau cyanobacteria, mikoryza, hubungan jamur dan akar tumbuhan
1.      Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan kedua belah pihak.
Contoh :
lichenes merupakan simbiosis        anemon laut dengan ikan badut
antara jamur dan ganggang.
        
Lebah dengan bunga                           kumbang dengan bunga
                
Kupu- kupu dengan bunga                          lalat dengan bunga
       
2.      Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan,sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami kerugian.Misalnya, hubungan antara tanaman jeruk dengan benalu, bunga raflesia dengan inangnya.Benalu merasa untung karena mendapatkan makanan dari tanaman jeruk, sedangkan tanaman jeruk dirugikan karena makanannya diambil oleh benalu. Contoh: Tumbuhan tali putri dengan                        tanaman jeruk dengan benalu
tanaman beluntas.
      
Dalam parasitisme, satu organisme parasit mendapatkan makananya dari organisme lain atau inangnya. Meskipun biasanya kita menganggap bahwa parasit mengkonsumsi bagian- bagian inanya, pada beberapa kasus  yang terjadi ketika burung organisme memanfaatkan perilaku organisme lain. Contoh paling terkenal adalah parasitisme penggeraman ( brood parasitism) yang terjadi ketika burung cowbird dan burung tekukur Eropa meletakkan telurnya dalam sarang species lain.
Menurut Hedy, dkk.( 1986), parasit memperoleh makanan dari inangnya dan dapat  tetap tinggal di bagian dalam tubuh inangnya sehingga disebut endoparasit( parasit internal) ,atau tinggal di bagian luar tubuh inannya sehingga di sebut ektoparasit ( parasit eksternal)
Di dalam asosiasi hidup parasit, organisme yang di sebut parasit sesungguhnya tidak bermaksud membunuh inangnya, meskipun demikian lambat laun inang itu akan mati karena organisme parasit selalu memanfaatkan sumber pakan yang berasal dari tubuh inangnya. Setelah inangnya mati parasit  dapat juga ikut mati atau mencari dan menemukan inang  yang baru. ( indriyanto, 2006)
3.      Simbiosis Komensalisme
Merupakan      hubungan        antara  dua      makhluk          hidupyang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. Contoh: bunga anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. Bunga anggrek merupakan tanaman epifit yaitu tumbuhan hijau yang tumbuh menempel pada batang tumbuhan yang tinggi. Tujuannya untuk mendapatkan cahaya matahari guna proses fotosintesis.



Berbagai metabolit yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan, belum banyadiketahui kegunaannya. Diduga pula bahwa tumbuhan-tumbuhan dapat menghasilkan zat-zat kimia yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain ataupun meracuni jenis tanaman itu sendiri..dalam hubungan sesama tumbuhan dimaksud ada beberapa kemungkinan akibatnya dan diduga disebabkan oleh beberapa factor sebagai berikut:
1.      Karena adanya kompetisi disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, air kompetisi ini disebut juga alelospoli.
2.      Tumbuhan tertentu apakah masih hidup maupun sudah mati mengahasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi yumbuhan lain yang tertentu pula. Senyawa kimia ini disebut juga alelopati
3.      Adanya pengaruh-pengaruh baik terhadap factor fisik maupun biologis lingkungan yang dapaat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang. Misal, jenis tumbuhan tertentu menjadi habitat serangga, namun serangga tersebut mencari makan atau memakan tumbuhan lain dalam komunitasnya. Gangguan semacam ini disebut alelosmediasi
( Irwan zoer’aini.1992)
4.      Simbiosis protokoperasi
Merupakan hubungan timbal balik antara dua makhluk hidup yang berbeda spesies, dimana jika kedua organisme tersebut bersimbiosis akan menjadi lebih baik. Contoh : lichene yang merupakan perpaduan antara jamur dan ganggang.
Protooperasi adalah asosiasi antara dua atau lebih spesies organisme yang berakibat keduanya saling beruntung akan tetapi asosiasinya bukan merupakan keharusan (indriyanto, 2006: 98). Misalnya:
-           interaksi antara kerbau dengan burung jalak, bahwa asosiasi antara keduanya tidak harus, akan tetapi jika kerbau dan jalak bertemu akan menjadi interaksi yang saling menguntungkan.
-          Antara Jamur dengan semut atau serangga
5.      Simbiosis amensalisme
Merupakan interaksi dimana saat satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan.
Amensalisme merupakan hubungan antara dua organisme, yang satu pihak di rugikan sedangkan pihak lain tidak berakibat apa- apa.( indriyanto, 2006: 94)
Contoh: pada pohon walnut yang menghasilkan senyawa alelopati

6.      Simbiosis kompetisi
Dimana kedua pihak saling merugikan, biasanya terjadi melalui kompetisi dalam memperebutkan makanan.Contoh : pengeluaran zat alelopati pada tumbuhan.
7.      Simbiosis netralisme
Dimana kedua pihak tidak saling diuntungkan maupun dirugikan.Interaksi antara kedua spesies tidak menyebabkan keuntungan maupun kerugian bagi keduanya.
B)    Alelopati
Merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contoh alang-alang yang mampu mengeluarkan alelopati sehingga menghalangi tumbuhan populasi lain.
Khasiat alang-alang
Dialam dapat digolongkan 2 bentuk alelopati yaitu :
ü  Alelopati yang sebenarnya
Alelopati merupakan pelepasan senyawa beracun dari tumbuhan ke lingkungan sekitarnya dalam bentuk senyawa asli yang dilepaskannya.
ü  Alelopati yang fungsional
Golongan alelopati ini adalah senyawa kimia yang dilepaskannya kemudian senyawa tersebut telah mengalami modifikasi oleh mikroba tanah.
Alelopati diartikan sebagai pengaruh yang merugikan( menghambat, merusak) secara langsung maupun  tidak langsung dari suatu  tumbuhan terhadap tumbuhan lain melalui produksi senyawa kimia yang di lepaskan dan di bebaskan ke dalam lingkungan hidup tumbuhan ( Rice, 1974).
Pada alelopati, proses yang terjadi merupakan pengaruh yang merugikan tumbuhan di sebabkan oleh senyawa – senyawa kimia yang di hasilkan oleh tumbuhan  lain ke lingkungannya          ( Killham, 1996).
Semua jaringan tumbuhan-tumbuhan mempunyai potensi menghasilkan senyawa-senyawa alelopati.Apakah itu akar, rizom, batang, daun,bunga,buah atau biji. Senyawa alelopati ini dapat dilepaskan dari jaringan tumbuhan dalam berbagai cara misalnya melalui penguapan, eskudat akar, pencucian dan dan pembusukan bagian-bagian organ yang membusuk.(Irwan zoer’aini.1992)
C)    Kompetisi
Merupakan interaksi bersaing antara individu tumbuhan dengan individu tumbuhan lainnya dalam hal penggunaan sumber daya alam dan pemenuhan kebutuhan seperti nutrisi, air,cahaya, ruang dan sebagainya jadi kompetisi akan timbul jika individu tumbuhan mempunyai daur hidup dan keperluan yang sama dengan individu tumbuhan lainnya baik untuk jenis tumbuhan yang sama maupun yang berbeda jenis. Tumbuhan yang lebih efisien memanfaatkan sumber dayanya untuk bertahan, dan yang lainnya tersingkir.Contoh : kompetisi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Faktor yang di kompetisikan anatara lain hara, cahaya, co2, dan ruang tumbuh.
   

Persaingan ( kompetisi) yang  di lakukan oleh organisme- organisme dapat berupa keaktifan dalam memperebutkan kebutuhan ruang ( tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor- faktor ekologi lainnya sumber daya yang di butuhkan oleh tiap- tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
Persaingan di antara dua atau lebih spesies organisme terhadap sumber daya alam akan menimbulkan efek yang merugikan kedua belah pihak, bahkan salah satu dari spesies yang bersaing dapat tersingkir ( di tekan oleh yang lain) akibat persaingan.persaingan yang terjadi di antara spesies – spesies organisme dalam memanfaatkan sumber daya alam akan semakin keras  ketika sumber daya alam semakin terbatas persediaannya.
Persaingan dapat terjadi di antara individu- individu dari spesies yang sama dan di sebut persaingan intraspesifik, juga dapat terjadi di antara individu dari spesies yang berbeda di sebut persaingan interspesifik  ( Gopal dan bhardwaj,1979)
D.    INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN HEWAN
Interaksi yang dapat terjadi antara hewan dengan tumbuhan meliputi herbivori, insektifori, polinatori, serta koevolusi.
1.      Herbivori
Herbivori merupakan pola interaksi antara hewan pemakan vegetasi dengan tumbuhan dimana interaksi yang paling sering terjadi adalah grazing dan browsing. Grazing adalah interaksi yang melibatkan hewan pemakan rumput-rumputan seperti sapi, kuda, dan kambing. Sedangkan browsing merupakan interaksi yang melibatkan hewan pemakan pucuk atau bagian tanaman lainnya. Browsing kerap kali terjadi misalnya antara jerapa atau gajah dengan tanaman Accacia auricuriformisatau biji tanaman yang dikonsumsi oleh burung.

Pengaruh yang disebabkan oleh interaksi tersebut meliputi :
a.       Bagi Tumbuhan
ü  Kotoran hewan dapat membantu menyuburkan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terhambat 
ü  Adanya hewan pemakan biji menjadi salah satu cara tumbuhan untuk menyebarkan bijinya sehingga tumbuhan tersebut dapat memperbanyak keturunannya di wilayah lain. Namun, Biji suatu jenis tanaman yang terbawa oleh hewan bisa saja terjatuh atau ditempatkan pada lahan/wilayah yang tidak kondusif seperti laut atau rawa-rawa sehingga penyebaran biji tidak berhasil dan eksistensi tanaman tersebut berkurang.
ü  Hewan pemakan pucuk kerap kali merobohkan tumbuhan, terutama tumbuhan dengan habitus pohon. Perobohan tersebut dapat mengurangi dominansinya terhadap tumbuhan kecil/semak. Semakin banyak perobohan tumbuhan berhabitus pohon oleh hewan maka semakin besar kemungkinan tumbuhan tersebut menjadi langka hingga akhirnya mengalami kepunahan
b.      Bagi Hewan
ü  Karena tumbuhan merupakan produsen primer maka interaksi ini jelas sangat menguntungkan hewan terutama dalam hal pemenuhan nutrisi/sumber makanan
ü  Bagi sebagian besar hewan, tumbuhan menjadi habitat (rumah) serta tempat berlindung dari predator
2.      Insektifori
interaksi yang melibatkan jenis tumbuhan pemakan hewan yang dalam hal ini adalah serangga. Jenis tumbuhan ini biasanya terdapat pada wilayah yang kekurangan unsur N (nitrogen) sehingga untuk mendapatkan asupan unsur tersebut jenis tumbuhan tertentu mengambil unsur N dari serangga.
Contohnya adalah Kantong semar dan sebagian besar jenis dari famili Nepenthaceae,serta tumbuhan Venus dimana daunnya terdiferensiasi menjadi semacam alat gerak untuk menangkap serangga. Interaksi ini dapat menyebabkan kelangkaan beberapa jenis serangga, termasuk serangga-serangga yang berperan dalam peristiwa polinasi, sehingga akan berdampak buruk bagi spesies tanaman lain yang penyerbukannya bergantung pada serangga tersebut.
3.      Polinatori
Polinatori merupakan interaksi antara tumbuhan dengan hewan yang sebenarnya bersifat kebetulan karena sebenarnya ”kunjungan” suatu hewan pada tumbuhan, khususnya bunga, bertujuan untuk mencari makan. Karena itulah dalam proses penyerbukan harus terjalin hubungan timbal balik antara tanaman berbunga dengan polinatornya. 
Interaksi ini akan terbentuk jika tanaman berbunga dapat menyediakan apa yang dibutuhkan oleh polinator untuk kelangsungan hidupnya. Ketika polinator memperoleh banyak manfaat dari kontaknya dengan bunga, yang dapat berupa makanan, tempat berlindung dan membangun sarang atau tempat melakukan perkawinan maka kontak tersebut dapat menjadi bagian yang tetap dalam hidupnya sehingga akan terbentuk interaksi yang konstan dengan tanaman tersebut. (Griffin dan Sedgley, 1989). Oleh karena itu tanaman berbunga harus mampu menarik polinatornya sehingga mendapatkan kunjungan polinator secara kontinu. Dengan demikian terdapat jaminan terjadinya transfer tepung sari yang  mendukung pembuahan (Pacini, 2000).
4.      Koevolusi
Koevolusi merupakan interaksi yang melibatkan adaptasi evolusioner yang bersifat resiprok pada dua spesies.Interaksi ini misalnya terjadi pada Passionflower vine dengan larva kupu-kupu dari genus Heliconius. Passionflower vine menghasilkan zat kimia beracun yang membantu melindungi daunnya dari serangga herbivora. Suatu kontra adaptasi berkembang pada Heliconius dimana ia mampu mencerna daun Passionflower vine yang beracun tersebut dengan suatu enzim pencernaan khusus.
Resistensi larva Heliconius ini merupakan suatu kekuatan selektif yang mengarah pada terjadinya evolusi pertahanan yang dilakukan oleh tumbuhan tersebut. Caranya adalah beberapa daun Passionflower vine kerap terlihat memiliki bintik-bintik kuning dimana bintik-bintik kuning ini merupakan ”senjata” untuk melawan larva Heliconius. Larva Heliconius mengira bintik-bintik kuning tersebut adalah telur dari individu Heliconius yang lain sehingga Heliconius pertama tidak akan meletakkan telurnya pada daun tersebut untuk menghindari adanya kompetisi sehingga kerusakan daun Passionflower vine dapat berkurang (Campbell, 2004).

E.     INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN FUNGI
Salah satu contoh interaksi tumbuhan yang bersifat biotik adalah dengan jamur. Hubungan tersebut bisa berupa hubungan yang saling merugikan (parasitisme) karena menyebabkan pohon/tanaman menjadi sakit,atau hubungan yang saling menguntungkan(mutualisme),misalnya mikoriza. Istilah mikoriza diambil dari bahasa yunani yang secara harfiah berarti fungi (mykes=miko) dan akar (rhiza). Istilah ini diusulkan pertama kali oleh Albert berhard frank pada tahun 1885 untuk menjelaskan bentuk simbiosis antara fungi dan akar tumbuhan.
a.       Interaksi yang menguntungkan
Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme yang terjadi antara fungi dengan  akar tanaman. Fungi mendapatkan nutrien organik dari tanaman sedangkan tanaman akan terlindungi dari tanaman patogen lain. Fungi mikoriza memproduksi substansi alelopati yang bersifat toksik yang akan menghambat pertumbuhan tanaman disekitar tanaman tersebut sehingga mengurangi kompetisi. Pada lingkungan yang basah mikoriza dapat meningkatkan nutrisi khusunya ketersediaan fosfat. Sedangkan pada daerah yangkering mikoriza membantu pengambilan air, peningkatan tranpirasi.
Ketika berasosiasi dengan akar tanaman, jamur ini terus berkembang dan selama itu pula berfungsi membantu tanaman. Adanya mikoriza, resitensi akar terhadap gerakan air menurun, sehingga tranfer air ke akar meningkat. Keberadaan mikoriza menyebabkan keberadaan pospat dalam tanaman meningkat, sehingga menyebabkan tanaman bermikoriza lebih mampu mendapatkan air daripada yang tidak bermikoriza. Mikoriza ada yang ditemukan sebagai sumber biofertilizer potensial yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya tanaman. Biofertilizer atau pupuk hayati semacam ini bersifat ramah lingkungan dan dapat mempertahankan kualitas tanah secara berkelanjutan. Mikoriza mempunyai peran dalam mempercepat suksesipada habitat yang terganggu secara ekstrem.
Mikoriza berperan juga sebagai bioprotektor terhadap patogen tanaman, bioremediator bagi tanah-tanah yang tercemar dan membantu petumbuhan tanaman pada tanah yang tercemar. Jamur mikoriza merupakan asosiasi antara tanaman dan cendawan yang memiliki sifat dan peran yang unik bagi tanaman, manusia dan lingkungan hidup. Asosiasi ini diketahui memiliki fungsi yang menguntungkan tanaman simbionnya.
Mikoriza dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis menurut Kabirun (1994), yaitu endomikoriza dan ektomikoriza. Namun pada umumnya mikoriza lebih banyak dikelompokkan menjadi tiga, yaitu dengan adanya penambahan kelompok mikoriza yang merupakan bentuk peralihan dari kedua jenis tadi, yaitu ektendomikoriza (Harley and Smith 1983).
1.    Ektomikoriza
Ektomikoriza biasanya ditemukan di daerah yang beriklim sedang, berasosiasi dengan tumbuhan tingkat tinggi dan beberapa semak. Tumbuhan yang membentuk ektomikoriza antara lain pohon cemara, oak, meranti, kruing, kamper (jenis-jenis Dipterocarapaceae), pasang, mempening (jenis-jenis Fagaceae), pinus, beberapa jenis Myrtaceae (jambu-jambuan) dan beberapa jenis legum. Tumbuhan yang tumbuh pada hutan temperata yang tumbuh pada kondisi dingin biasanya mengandung ektomikoriza, yang terdiri dari komponen fungi dari Basidiomycetes, Ascomycetes atau Zygomycetes. Tetapi kebanyakan yang membentuk mikoriza ialah Basidiomycetes (famili Amanitaceae, Boletaceae, Cortinariaceae, Russulaceae, Tricholomataceae, Rhizopogonaceae, dan Sclerodermataceae).
 Ektomikoriza tumbuh pada sekitar akar tanaman yang akarnya berada tidak jauh dari permukaan tanah terutama pada ujung akar, selanjutnya terjadi penetrasi fungi dan mengganggu sebagian lamela tengah di antara sel korteks, hal ini umumnya dijumpai pada jenis kayu cemara atau tanaman berdaun jarum. Susunan hifa di sekeliling sel korteks ini disebut jaringan Hartig. Ektomikoriza biasanya juga menyusun jaringan hifa dengan sangat rapat pada permukaan akar, yang disebut selubung/mantel. Selubung ini sering disebut dengan selubung Pseudoparenkim (Kabirun 1994).
Banyak dari jamur ini menunjukkan inang spektrum luas.Salah satu fungi yang terpenting pada Ektomikoriza adalah Pisolitus tinctorius. Bila fungi ini diinokulasikan ke dalam akar tumbuhan, pertumbuhannya menjadi lebih cepat, dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak diinokulasi fungi tersebut.
2.    Endomikoriza
Endomikoriza merupakan fungi yang tidak dapat berkembang tanpa tumbuhan inang, dan biasanya fungi ini berasal dari kelompok Zygomycetes. Hubungan hifa fungi yang harus masuk ke sel pada akar tanaman, kemudian tumbuh dalam sel/intraseluler dan membentuk gumpalan (lilitan), sehingga membentuk pembengkakan.
Endomikoriza bersimbiosis dengan akar tanaman inang yang berada relatif lebih dalam dari permukaan tanah.Fungi dapat memecah lignin dan seluosa dan karena ikut menyumbang dalam pembusukan bahan organic. Dalam hal ini, fungi tersebut berbeda dengan fungi ektomikoriza yang tergantung dengan inangnya dalam hal nutrisi karbonnya.
3.    Esktendomikoriza
Ektendomikoriza, merupakan bentuk intermediet antara ektomikoriza dan endomikoriza.Ciri-cirinya antara lain  adanya selubung akar yang tipis dan adanya jaringan Hartig, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoiza tipe ini sangat terbatas.
Mikoriza endotrofi dijumpai pada tanaman gandum, jagung, buncis, jeruk dan tanaman komersial lain serta jenis rumput-rumputan tertentu. Terdapat bukti bahwa, pada lingkungan tumbuhan, mikoriza dapat meningkatkan persaingan antar tumbuhan tersebut. Pada lingkungan yang basah Mikoriza dapat meningkatkan nutrisi, khususnya ketersediaan fosfat. Sedangkan pada daerah yang kering/gersang, Mikoriza membantu dalam pengambilan air, peningkatan transpirasi, dibandingkan dengan tanpa adanya mikoriza pada tumbuhan. Dan ini akan memberikan manfaat dalam penggantian energi yang diperlukan untuk fotosintesis tumbuhan.
b.      Interaksi yang Merugikan
contoh interaksi tumbuhan dengan jamur yang merugikan.
1.      Karat Daun - Jamur Hemileia vastatrix
Penyakit karat pada daun disebabkan oleh jamur, tanaman budidaya yang paling sering terserang oleh jamur ini ialah tanaman kopi.
2.      Busuk Akar - Jamur Phytium sp
Busuk akar disebabkan oleh serangan jamur Phytium sp. Busuk akar terjadi karena media tanam terlalu basah dan berkelembaban tinggi. Air yang terlalu lama menggenang menyebabkan media menjadi becek dan dalam waktu singkat menyebabkan akar menjadi busuk, daun menjadi pucat, layu lalu busuk.
3.      Layu Fusarium - jamur Fusarium oxysporum . Layu Fusarium yang menyerang tanaman cabai dan tomat. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Gejala yang ditimbulkan adalah memucatnya tulang daun terutama daun bagian atas kemudian menggulunggnya daun yang lebih tua dan akhirnya layu secara keseluruhan. Menggulungnya daun ini mengakibatkan kemampuan daun menerima cahaya matahari menurun dan berdampak pada laju fotosintesis. Penurunan laju fotosintesis berberdampak pada produktivitas tanaman tersebut (Endah, 2002).

F.      INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN BAKTERI
1.      Interaksi yang Menguntungkan
Interaksi antara bakteri Rhizobum dengan akar kacang-kacangan
ü  akarnya memiliki bintil-bintil berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara, sehingga nitrogen tanah yang telah diserap tanaman dapat diganti. Simbiosis antara tanaman dan bakteri saling menguntungkan untuk kedua pihak. Bakteri mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang sedangkan tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan kehidupannya.
ü  Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil   akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman   khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya. Suatu pigmen merah yang disebut leghemeglobin  dijumpai  dalam  bintil akar antara bakteroid dan selubung membrane yang mengelilinginya. Jumlah leghemeglobin di   dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi.
ü  Tumbuhan yang bersimbiosis dengan rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman kacang polong-polongan hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
ü  Rhizobium didalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen yaitu melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH3). Dalam sel bakteri ini terdapat sebuah alat yang berperan dalam biokatalis yaitu enzim nitrogenase. Enzim inilah yang berperan dalam mengubah Nmenjadi NH3

2.      Interaksi yang merugikan
ü  adanya interaksi bakteri Pseudomonas solanacearumyang menyebabkan penyakit  “Darah Pisang”. Penyakit ini disebabkan oleh bakteriPseudomonas solanacearum. Disebut penyakit darah karena bila akar tinggal tanaman sakit dipotong maka keluar cairan kental yang berwarna kemerahan dari bekas pembuluh. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui bibit terinfeksi, serangga yang mengunjungi bunga, alat-alat penangkasan dan kontak akar.
ü  bakteri Erwinia coratovora yang menyebabkan penyakit layu pada tanaman terutama di daerah subtropis dan tropis. Bateri ini termasuk ganas karena mampu merusak tanaman dalam waktu singkat. Serangannya dapat menyebabkan melunaknya daun dan batang pada tanaman disertai perubahan warna menjadi coklat sambil mengeluarkan bau busuk. Sedangkan bagian tanaman yang diserang akan mengeluarkan lendir putih, kental dan lengket tersebut kedalam jaringan.

G.    INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN VIRUS
1.      Interaksi yang merugikan
ü  Interaksi antara chilli veinal mottle virus dengan tanaman cabai. Virus tumbuhan sebagian besar mempunyai materi genetic RNA (ss-RNA). Kaspidnya umumnya berbentuk iksohedral/silindrikal. Virus tumbuhan dapat berpindah melalui perantara serangga, fungi, nematoda, dan kontaminan dari mesin. Salah satu contoh virus yang inangnya tumbuhan adalah ChiVMV (chilli veinal mottle virus).
ü  Penyakit mosaik yang disebabkan oleh virus merupakan salah satu factor pembatas penting dalam budidaya cabai.
Terjadinya infeksi virus pada tanaman cabai dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Syamsidi et al., 1997).
Beberapa virus yang umum menyerang tanaman cabai yaitu : virus CMV (Cucumber mosaic virus), TMV (Tobacco mosaic virus ), TEV (Tobacco etch virus), PVY (Potato virus Y), ChiVMV (Chilli Veinal Mottle Virus) dan TYLCV (Tomato yellow leaf curl virus) (Semangun, 1994; dan Pracaya, 1994).

Untuk mengendalikan virus yang menyerang tanaman, hal yang sangat penting dilakukan adalah mendiagnosis virus yang menyerang tanaman tersebut. Dengan hasil diagnosis tersebut, dapat digunakan sebagai panduan untuk pemberantasan (eradikasi) beberapa sumber virus yang potensial, sehingga tanaman cabai maupun tanaman dari spesies lain terhindar dari infeksi virus yang menyerang tanaman cabai (Edwarson dan Christie, 1997).
Tanaman cabai seringkali terserang virus dengan menunjukkan gejala mosaik, sehingga dapat menurunkan produksi buah cabai. Penyakit virus tersebut pada umumnya tersebar karena adanya vektor misalnya, Myzus persicae (aphids), Bemisia tabaci (lalat putih), Thrips tabaci (Pracaya, 1994). TMV merupakan virus yang diketahui dapat ditularkan melalui benih (seed transmission).
Virus menginfeksi tanaman dan berkembang biak dalam jasad inang. Ketika ChiMV(chilli veinal mottle virus) menulari tanaman cabai, virus memasuki mekanis yaitu melalui dinding sel tumbuhan pecah dan bereplikasi. Gejala yang terlihat yaitu gejala daun yang memperlihatkan banyak daerah kecil berubah wama, yang kontras dengan warna asalnya dan cenderung berupa lingkaran terang seperti cincin. Pola bagian hijau yang bersiku kontras dengan wama kuning; daerah yang dikelilingi cincin klorotik yang memberikan mosaik kuning di atas warna hijau. Jika daerah warna yang berbeda jadi menyatu, akan menghasilkan gejala belang.
Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Virus bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan dari benih kepembibitan pada saat pengelolaan tanaman secara mekanis  misalnya pada saat pemindahan bibit ke pertamanan. Gejala serangan daun tanaman yangterserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika yang diserang  tanaman muda, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan akhirnya kerdil. Virus ini mampu menular secara mekanis yakni melalui tangan manusia saat memetik buah cabai, buah cabai yang tidak dicuci sebelum menggunakannya.

H.    INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN MANUSIA
Manusia memperoleh makanan salah satunya dari tumbuhan. Dengan adanya tumbuhan, manusia dapat memenuhi kebutuhan makanannya.Hewan juga merupakan konsumen dari tumbuh-tumbuhan. Hewan-hewan juga dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan.
Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum.Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan.
Lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang  lingkungan sangat penting artinya bagi sektor pertanian.
Interaksi tumbuhan dengan manusia ada yang menguntungka dan ada yang merugikan. Tumbuhan itu banyak di manfaatkan oleh manusia, misalnya saja manusia memanfaatkan tumbuhan untuk membuat perumahan ( papan),  sandang, dan pangan.
manusia untuk mendirikan sebuah rumah membutuhkan tiang, tiang tersebut di ambil dari tumbuhan, jika tidak ada tumbuhan yang akan di jadikan sebagai tiang, maka rumah tersebut tidak akan bisa berdiri. Peralatan – peralatan manusia tersebut kebanyakan terbuat dari tumbuhan, jika tidak ada peralatan tersebut, maka manusia tidak bisa bertahan hidup.  Begitu penting tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tapi manusia itu sendiri tidak bisa menjaga dan melestarikan tumbuhan dengan baik, akan tetapi manusia memakai tumbuhan dengan seenaknya saja. Misalnya manusia menebang hutan secara  sembarangan.



DAFTAR PUSTAKA

Irwanzoer’aini.1992.Prinsip-Prinsip Ekologi Dan Organisasi Ekosistem, Komunitas Dan Lingkungan.jakarta:PT Bumi Aksara.
Surasana,Eden.1990.Ekologi Tumbuhan.Bandung:FMIPA ITB
Iswandi U.2012.Ekologi dan Ilmu lingkungan.Padang:UNP Press
Indriyanto.2006.Ekologi Hutan.Jakarta:PT Bumi Aksara
Campbel.2004.Biologi Jilid 3, Edisi ke 5. Erlangga : Jakarta
Gopal dan bhardwaj.1979.
Rice, 1974
Killham, 1996
Raven Johnson,1986
http://matakuliahbiologi.blogspot.co.id/2012/04/interaksi-mikroba-dengan-tanaman.html.Diakses tanggal 14 oktober 2015
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-Diakses tanggal 14 oktober 2015
KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_X_INTERAKSI_MIKRO..pdf.diakses tanggal 14 oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar