HUBUNGAN
ANTARA VEGETASI DAN FAKTOR LINGKUNGAN BIOTIK: TUMBUHAN DAN HEWAN
A.
MAKHLUK HIDUP DAN
LINGKUNGAN
Makhluk hidup dan
lingkungannya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, keduanya
memiliki hubungan timbal balik. Hubungan timbali balik antara ekosistem dengan
lingkungannya dipelajari secara khusus dalam ekologi.Keseimbangan ekosistem
tidaklah statis, artinya komponen penyusun ekosistem dapat mengalami kenaikan
maupun penurunan jumlah populasi, namun dalam komposisi yang proporsional.
Ekosistem seimbang
didukung oleh banyak alternatif lintasan yang dapat dilalui zat untuk
terjadinya daur materi dan perpindahan energi. Semakin banyak variasi jenis
tumbuhan, herbivora, karnivora dan mikroba
maka semakin banyak lintasan zat. Hal tersebut menyebabkan ekosistem
tersebut semakin mantap keseimbangannya. Jika satu jenis tumbuhan berkurang,
masih tersedia jenis tumbuhan lain sebagai produsen yang menjadi sumber makanan
bagi herbivora.
Demikian hewan
herbivora tertentu jumlahnya berkurang masih ada jenis herbivora lainnya yang
dapat dimakan oleh hewan karnivora. Bila ada jenis karnivora tertentu yang
punah masih ada karnivora lain yang meneruskan perpindahan energi dan zat dalam
komunitas tersebut. Bila ada satu atau dua jenis organisme mengalami kepunahan
tidak akan ada alternatif jalur yang dapat dilalui oleh zat dan energi,
sehingga bila ada perubahan lingkungan maka akan ada yang mengalami kepunahan
atau bahkan ada pertumbuhan populasi yang tidak seimbang. Keseimbangan
lingkungan akan stabil dan akan tetap terjaga apabila jumlah individu produsen
lebih besar daripada jumlah konsummen 1, demikian dengan jumlah konsumen 1
harus lebih besar dari jumlah konsumen 2, dan seterusnya jumlah konsumen 2
harus lebih besar dari jumlah konsumen 3. Apabila
faktor biotik dan abiotik mengalami perubahan maka keseimbangan lingkungan
menjadi terganggu, misalnya kaibat penggundulan hutan, bencana alam dan
perburuan liar.
Kemampuan lingkungan
untuk memperbaiki kembali komponen yang berkurang dikenal dengan istilah kelentingan
lingkungan.Kondisi lingkungan yang dapat memberikan kehidupan bagi organisme
yang menempatinya disebut daya dukung lingkungan.
Makhluk hidup dalam
kehidupan ini membentuk suatu rantai kehidupan yang dimana rantai kehidupan ini
tidak boleh putus. Rantai kehidupan ini merupakan sebuah sistem yang satu sama
lainnya saling berkaitan. Secara garis besar rantai sistem kehidupan ini dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian yakni :
1. Produsen
Seluruh tumbuh tumbuhan
tingkat rendah sampai ke tumbuh tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuh-tumbuhan
sebagai produsen disebut juga organisme
autotrofik, sebab tumbuh-tumbuhan tersebut dengan menggunakan energi
matahari dapat melakukan proses fotosintesis. Oksigen yang dihasilkan dari hasil
fotosintesis akan dilepaskan ke udara dan oksigen tersebut berguna untuk
pernafasan semua makhluk hidup yang tidak dapat menghasilkan makanan yang
diperlukannya sendiri.
2. Konsumen
Disebut juga organisme
heterotrof yaitu makhluk hidup yang dalam ekosistem sebagai pemakai zat-zat
makanan yang dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan penghasil makanan atau dari
organism lain, termasuk dalam kelompok konsumen ialah manusia dan hewan.
Konsumen dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok kecil yakni herbivira,
karnivora, dan omnivora.
3. Dekomposer
Disebut juga sebagai komponen pengurai
atau saprotop yaitu organisme kecil (seprti bakteri dan fungi) yang fungsinya
dapat menguraikan organisme yang telah mati dan sisa tumbuh yang mati menjadi
senyawa-senyawa yang sederhana( iswandi, 2012)
B. INTERAKSI
MAKHLUK HIDUP
Interaksi penting bagi menentukan populasi di dalam
suatu habitat. Manusia bersama tumbuhan , hewan dan jasad renik menempati suatu
ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup dalam ruang itu terdapat juga benda tak
hidup misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair
dan padat, tanah dan batu (otto soemarwoto,1926).
Dalam suatu lingkungan yang kompleks yang berisi
berbagai macam organisme,aktivitas metabolisme suatu organisme akan berpengaruh
terhadap lingkungannya.
Mikroorganisme seperti halnya organisme lain yang
berada dalam lingkungan yang komplek
senantiasa berhubungan baik dengan pengaruh faktor abiotik dan pengaruh faktor
biotik.
Dalam ekologi,tumbuhan berperan
sebagai
produsen, hewan
berperan
sebagai konsumen,
dan mikroorganisme
berperan
sebagai dekomposer. Faktor
biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas,
ekosistem,
dan biosfer.Tingkatan -tingkatan organisme makhluk hidup
tersebut
dalam ekosistem akan
saling berinteraksi,
saling mempengaruhi membentuk suatu
sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Sedikit sekali di alam ada suatu jenis
mikroorganisme yang hidup secaraindividual.Hubungan mikroorganisme dapat
terjadi baik dengan sesama mikroorganisme, dengan hewan dandengan tumbuhan.
Hubungan ini membentuk suatu pola interaksi yang spesifik yang dikenal dengan
simbiosis (sym = bersama, bios = hidup)( Surasana,
Eden: 1990)
Simbiosis adalah suatu istilah yang mencakup
interaksi yang beranekaragam di mana dua species, inang dan simbionnya,
mempertahankan suatu persekutuan yang dekat ( CAMBPEL, 2004: 372)
Interaksi antar mikroorganisme yang menempati suatu
habitat yang sama akan memberikan pengaruh positif, saling menguntungkan dan
pengaruh negatif, saling merugikan dan netral, tidak ada pengaruh yang berarti.
C. INTERAKSI
ANTARA TUMBUHAN DENGAN
TUMBUHAN
Dalam
ekosistem terdapat interaksi anatara makhluk hidup dengan lingkungannya, serta
antar makhluk hidup itu sendiri.
Pola interaksi tersebut
dapat saling menguntungkan, merugikan satu pihak tetapi pihak lain tidak
diuntungkan maupun dirugikan, dua pihak saling memperebutkan satu hal, serta
pihak yang satu menghambat pihak lain.
Hubungan
tumbuhan dengan tumbuhan terdapat dalam bentuk kompetisi akan berbagai
kebutuhannya seperti substrat tempat tumbuh atau ruang, serta factor kimia dan
fisika lingkungan lainnya.
Adapun pola-pola
interaksi tersebut adalah :
A) Simbiosis
Simbiosis merupakan interaksi antara
makhluk hidup berbeda jenis dalam satu tempat dan waktu tertentu yang
hubungannya sangat erat.
( Surasana, Eden: 1990).
Simbiosis merupakan hubungan dimana dua jenis organisme
tinggal/hidup bersama-sama. Contoh dari simbiosis kita dapat menggambarkan
bangsa lumut, hubungan antara jamur dan ganggang hijau atau cyanobacteria,
mikoryza, hubungan jamur dan akar tumbuhan
1.
Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan kedua belah pihak.
Contoh :
lichenes merupakan simbiosis anemon laut dengan ikan badut
antara jamur dan ganggang.


Lebah dengan bunga kumbang dengan bunga


Kupu- kupu dengan bunga lalat dengan bunga


2.
Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan,sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami kerugian.Misalnya, hubungan antara tanaman jeruk dengan benalu, bunga raflesia dengan inangnya.Benalu merasa untung karena mendapatkan makanan dari tanaman jeruk, sedangkan tanaman jeruk dirugikan karena makanannya diambil oleh benalu. Contoh: Tumbuhan tali putri dengan tanaman
jeruk dengan benalu
tanaman beluntas.


Dalam parasitisme, satu organisme
parasit mendapatkan makananya dari organisme lain atau inangnya. Meskipun
biasanya kita menganggap bahwa parasit mengkonsumsi bagian- bagian inanya, pada
beberapa kasus yang terjadi ketika
burung organisme memanfaatkan perilaku organisme lain. Contoh paling terkenal
adalah parasitisme penggeraman ( brood parasitism) yang terjadi ketika burung
cowbird dan burung tekukur Eropa meletakkan telurnya dalam sarang species lain.
Menurut Hedy,
dkk.( 1986), parasit memperoleh makanan dari inangnya dan dapat tetap tinggal di bagian dalam tubuh inangnya
sehingga disebut endoparasit( parasit internal) ,atau tinggal di bagian luar tubuh
inannya sehingga di sebut ektoparasit ( parasit eksternal)
Di dalam
asosiasi hidup parasit, organisme yang di sebut parasit sesungguhnya tidak
bermaksud membunuh inangnya, meskipun demikian lambat laun inang itu akan mati
karena organisme parasit selalu memanfaatkan sumber pakan yang berasal dari
tubuh inangnya. Setelah inangnya mati parasit
dapat juga ikut mati atau mencari dan menemukan inang yang baru. ( indriyanto, 2006)
3.
Simbiosis Komensalisme
Merupakan hubungan antara dua makhluk hidupyang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. Contoh: bunga anggrek
dengan pohon yang ditumpanginya. Bunga anggrek merupakan tanaman epifit yaitu
tumbuhan hijau yang tumbuh menempel pada batang tumbuhan yang tinggi. Tujuannya
untuk mendapatkan cahaya matahari guna proses fotosintesis.

Berbagai metabolit yang dihasilkan
tumbuh-tumbuhan, belum banyak diketahui
kegunaannya. Diduga pula bahwa tumbuhan-tumbuhan dapat menghasilkan zat-zat
kimia yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain ataupun meracuni
jenis tanaman itu sendiri..dalam hubungan sesama tumbuhan dimaksud ada beberapa
kemungkinan akibatnya dan diduga disebabkan oleh beberapa factor sebagai berikut:
1. Karena
adanya kompetisi disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya
yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, air kompetisi ini disebut
juga alelospoli.
2. Tumbuhan
tertentu apakah masih hidup maupun sudah mati mengahasilkan senyawa kimia yang
dapat mempengaruhi yumbuhan lain yang tertentu pula. Senyawa kimia ini disebut
juga alelopati
3. Adanya
pengaruh-pengaruh baik terhadap factor fisik maupun biologis lingkungan yang
dapaat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis jenis tumbuhan yang
bertindak sebagai tuan rumah atau inang. Misal, jenis tumbuhan tertentu menjadi
habitat serangga, namun serangga tersebut mencari makan atau memakan tumbuhan
lain dalam komunitasnya. Gangguan semacam ini disebut alelosmediasi
( Irwan zoer’aini.1992)
4. Simbiosis protokoperasi
Merupakan hubungan timbal balik antara
dua makhluk hidup yang berbeda spesies, dimana jika kedua organisme tersebut
bersimbiosis akan menjadi lebih baik. Contoh : lichene yang merupakan perpaduan
antara jamur
dan ganggang.

Protooperasi adalah asosiasi antara dua atau lebih
spesies organisme yang berakibat keduanya saling beruntung akan tetapi
asosiasinya bukan merupakan keharusan (indriyanto, 2006: 98). Misalnya:
-
interaksi antara
kerbau dengan burung jalak, bahwa asosiasi antara keduanya tidak harus, akan
tetapi jika kerbau dan jalak bertemu akan menjadi interaksi yang saling
menguntungkan.
-
Antara Jamur dengan semut atau serangga
5. Simbiosis amensalisme
Merupakan interaksi dimana saat satu
pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan.
Amensalisme
merupakan hubungan antara dua organisme, yang satu pihak di rugikan sedangkan
pihak lain tidak berakibat apa- apa.( indriyanto, 2006: 94)
Contoh: pada pohon walnut yang menghasilkan
senyawa alelopati

6. Simbiosis kompetisi
Dimana kedua pihak saling merugikan,
biasanya terjadi melalui kompetisi dalam memperebutkan makanan.Contoh :
pengeluaran zat alelopati pada tumbuhan.
7. Simbiosis netralisme
Dimana kedua pihak tidak saling
diuntungkan maupun dirugikan.Interaksi antara kedua spesies tidak menyebabkan
keuntungan maupun kerugian bagi keduanya.
B)
Alelopati
Merupakan
interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contoh alang-alang yang mampu mengeluarkan
alelopati sehingga menghalangi tumbuhan populasi lain.

Dialam
dapat digolongkan 2 bentuk alelopati yaitu :
ü Alelopati
yang sebenarnya
Alelopati
merupakan pelepasan senyawa beracun dari tumbuhan ke lingkungan sekitarnya
dalam bentuk senyawa asli yang dilepaskannya.
ü Alelopati
yang fungsional
Golongan
alelopati ini adalah senyawa kimia yang dilepaskannya kemudian senyawa tersebut
telah mengalami modifikasi oleh mikroba tanah.
Alelopati diartikan sebagai pengaruh yang merugikan(
menghambat, merusak) secara langsung maupun
tidak langsung dari suatu tumbuhan
terhadap tumbuhan lain melalui produksi senyawa kimia yang di lepaskan dan di
bebaskan ke dalam lingkungan hidup tumbuhan ( Rice, 1974).
Pada alelopati, proses yang terjadi merupakan
pengaruh yang merugikan tumbuhan di sebabkan oleh senyawa – senyawa kimia yang
di hasilkan oleh tumbuhan lain ke
lingkungannya ( Killham, 1996).
Semua
jaringan tumbuhan-tumbuhan mempunyai potensi menghasilkan senyawa-senyawa
alelopati.Apakah itu akar, rizom, batang, daun,bunga,buah atau biji. Senyawa
alelopati ini dapat dilepaskan dari jaringan tumbuhan dalam berbagai cara
misalnya melalui penguapan, eskudat akar, pencucian dan dan pembusukan
bagian-bagian organ yang membusuk.(Irwan
zoer’aini.1992)
C)
Kompetisi
Merupakan
interaksi bersaing antara individu tumbuhan dengan individu tumbuhan lainnya
dalam hal penggunaan sumber daya alam dan pemenuhan kebutuhan seperti nutrisi,
air,cahaya, ruang dan sebagainya jadi kompetisi akan timbul jika individu
tumbuhan mempunyai daur hidup dan keperluan yang sama dengan individu tumbuhan
lainnya baik untuk jenis tumbuhan yang sama maupun yang berbeda jenis. Tumbuhan
yang lebih efisien memanfaatkan sumber dayanya untuk bertahan, dan yang lainnya
tersingkir.Contoh : kompetisi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Faktor
yang di kompetisikan anatara lain hara, cahaya, co2, dan ruang tumbuh.


Persaingan ( kompetisi) yang di
lakukan oleh organisme- organisme dapat berupa keaktifan dalam memperebutkan
kebutuhan ruang ( tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan,
agen dispersal, atau faktor- faktor ekologi lainnya sumber daya yang di butuhkan
oleh tiap- tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
Persaingan di antara dua atau lebih spesies
organisme terhadap sumber daya alam akan menimbulkan efek yang merugikan kedua
belah pihak, bahkan salah satu dari spesies yang bersaing dapat tersingkir ( di
tekan oleh yang lain) akibat persaingan.persaingan yang terjadi di antara
spesies – spesies organisme dalam memanfaatkan sumber daya alam akan semakin
keras ketika sumber daya alam semakin
terbatas persediaannya.
Persaingan dapat terjadi di antara individu- individu dari spesies yang
sama dan di sebut persaingan intraspesifik, juga dapat terjadi di antara
individu dari spesies yang berbeda di sebut persaingan interspesifik ( Gopal dan bhardwaj,1979)
D. INTERAKSI
TUMBUHAN DENGAN HEWAN
Interaksi yang dapat terjadi
antara hewan dengan tumbuhan meliputi herbivori, insektifori, polinatori, serta
koevolusi.
1. Herbivori
Herbivori merupakan pola interaksi antara hewan pemakan vegetasi dengan
tumbuhan dimana interaksi yang paling sering terjadi adalah grazing dan
browsing. Grazing adalah interaksi yang melibatkan hewan pemakan
rumput-rumputan seperti sapi, kuda, dan kambing. Sedangkan browsing merupakan
interaksi yang melibatkan hewan pemakan pucuk atau bagian tanaman lainnya.
Browsing kerap kali terjadi misalnya antara jerapa atau gajah dengan
tanaman Accacia auricuriformisatau biji tanaman yang dikonsumsi
oleh burung.
Pengaruh yang disebabkan oleh
interaksi tersebut meliputi :
a.
Bagi
Tumbuhan
ü
Kotoran hewan dapat membantu
menyuburkan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak
terhambat
ü
Adanya hewan pemakan biji menjadi
salah satu cara tumbuhan untuk menyebarkan bijinya sehingga tumbuhan tersebut
dapat memperbanyak keturunannya di wilayah lain. Namun, Biji suatu jenis
tanaman yang terbawa oleh hewan bisa saja terjatuh atau ditempatkan pada
lahan/wilayah yang tidak kondusif seperti laut atau rawa-rawa sehingga
penyebaran biji tidak berhasil dan eksistensi tanaman tersebut berkurang.
ü
Hewan pemakan pucuk kerap kali
merobohkan tumbuhan, terutama tumbuhan dengan habitus pohon. Perobohan tersebut
dapat mengurangi dominansinya terhadap tumbuhan kecil/semak. Semakin banyak
perobohan tumbuhan berhabitus pohon oleh hewan maka semakin besar kemungkinan
tumbuhan tersebut menjadi langka hingga akhirnya mengalami kepunahan
b.
Bagi
Hewan
ü
Karena tumbuhan merupakan
produsen primer maka interaksi ini jelas sangat menguntungkan hewan terutama
dalam hal pemenuhan nutrisi/sumber makanan
ü
Bagi sebagian besar hewan,
tumbuhan menjadi habitat (rumah) serta tempat berlindung dari predator
2.
Insektifori
interaksi yang melibatkan jenis tumbuhan pemakan hewan yang dalam hal ini
adalah serangga. Jenis tumbuhan ini biasanya terdapat pada wilayah yang
kekurangan unsur N (nitrogen) sehingga untuk mendapatkan asupan unsur tersebut
jenis tumbuhan tertentu mengambil unsur N dari serangga.
Contohnya adalah Kantong semar dan sebagian besar jenis dari famili Nepenthaceae,serta tumbuhan
Venus dimana daunnya terdiferensiasi menjadi semacam alat gerak untuk menangkap
serangga. Interaksi ini dapat menyebabkan kelangkaan beberapa jenis serangga,
termasuk serangga-serangga yang berperan dalam peristiwa polinasi, sehingga
akan berdampak buruk bagi spesies tanaman lain yang penyerbukannya bergantung
pada serangga tersebut.

3.
Polinatori
Polinatori merupakan interaksi antara tumbuhan dengan hewan yang sebenarnya
bersifat kebetulan karena sebenarnya ”kunjungan” suatu hewan pada tumbuhan,
khususnya bunga, bertujuan untuk mencari makan. Karena itulah dalam proses
penyerbukan harus terjalin hubungan timbal balik antara tanaman berbunga dengan
polinatornya.
Interaksi ini akan terbentuk jika tanaman berbunga dapat menyediakan apa
yang dibutuhkan oleh polinator untuk kelangsungan hidupnya. Ketika polinator
memperoleh banyak manfaat dari kontaknya dengan bunga, yang dapat berupa
makanan, tempat berlindung dan membangun sarang atau tempat melakukan
perkawinan maka kontak tersebut dapat menjadi bagian yang tetap dalam hidupnya
sehingga akan terbentuk interaksi yang konstan dengan tanaman tersebut.
(Griffin dan Sedgley, 1989). Oleh karena itu tanaman berbunga harus mampu
menarik polinatornya sehingga mendapatkan kunjungan polinator secara kontinu.
Dengan demikian terdapat jaminan terjadinya transfer tepung sari yang
mendukung pembuahan (Pacini, 2000).
4.
Koevolusi
Koevolusi merupakan interaksi yang melibatkan adaptasi evolusioner yang
bersifat resiprok pada dua spesies.Interaksi ini misalnya terjadi pada Passionflower
vine dengan larva kupu-kupu dari genus Heliconius. Passionflower
vine menghasilkan zat kimia beracun yang membantu melindungi daunnya dari
serangga herbivora. Suatu kontra adaptasi berkembang pada Heliconius dimana ia mampu mencerna daun Passionflower
vine yang beracun tersebut dengan suatu enzim pencernaan khusus.
Resistensi larva Heliconius ini merupakan suatu kekuatan selektif yang
mengarah pada terjadinya evolusi pertahanan yang dilakukan oleh tumbuhan
tersebut. Caranya adalah beberapa daun Passionflower vine kerap
terlihat memiliki bintik-bintik kuning dimana bintik-bintik kuning ini
merupakan ”senjata” untuk melawan larva Heliconius. Larva Heliconius mengira
bintik-bintik kuning tersebut adalah telur dari individu Heliconius yang lain
sehingga Heliconius pertama tidak akan meletakkan telurnya pada daun tersebut
untuk menghindari adanya kompetisi sehingga kerusakan daun Passionflower
vine dapat berkurang (Campbell, 2004).
E. INTERAKSI
TUMBUHAN DENGAN FUNGI
Salah satu contoh interaksi tumbuhan yang bersifat biotik adalah dengan
jamur. Hubungan tersebut bisa berupa hubungan yang saling merugikan
(parasitisme) karena menyebabkan pohon/tanaman menjadi sakit,atau hubungan yang
saling menguntungkan(mutualisme),misalnya mikoriza. Istilah mikoriza diambil
dari bahasa yunani yang secara harfiah berarti fungi (mykes=miko) dan akar
(rhiza). Istilah ini diusulkan pertama kali oleh Albert berhard frank pada
tahun 1885 untuk menjelaskan bentuk simbiosis antara fungi dan akar tumbuhan.
a. Interaksi yang menguntungkan
Mikoriza merupakan hubungan
simbiosis mutualisme yang terjadi antara fungi dengan akar tanaman. Fungi mendapatkan nutrien
organik dari tanaman sedangkan tanaman akan terlindungi dari tanaman patogen
lain. Fungi mikoriza memproduksi substansi alelopati yang bersifat toksik yang
akan menghambat pertumbuhan tanaman disekitar tanaman tersebut sehingga
mengurangi kompetisi. Pada lingkungan yang basah mikoriza dapat meningkatkan
nutrisi khusunya ketersediaan fosfat. Sedangkan pada daerah yangkering mikoriza
membantu pengambilan air, peningkatan tranpirasi.
Ketika berasosiasi dengan akar
tanaman, jamur ini terus berkembang dan selama itu pula berfungsi membantu
tanaman. Adanya mikoriza, resitensi akar terhadap gerakan air menurun, sehingga
tranfer air ke akar meningkat. Keberadaan mikoriza menyebabkan keberadaan
pospat dalam tanaman meningkat, sehingga menyebabkan tanaman bermikoriza lebih
mampu mendapatkan air daripada yang tidak bermikoriza. Mikoriza ada yang
ditemukan sebagai sumber biofertilizer potensial yang dapat meningkatkan
produktivitas budidaya tanaman. Biofertilizer atau pupuk hayati semacam ini
bersifat ramah lingkungan dan dapat mempertahankan kualitas tanah secara
berkelanjutan. Mikoriza mempunyai peran dalam mempercepat suksesipada habitat
yang terganggu secara ekstrem.
Mikoriza berperan juga sebagai bioprotektor terhadap
patogen tanaman, bioremediator bagi tanah-tanah yang tercemar dan membantu
petumbuhan tanaman pada tanah yang tercemar. Jamur mikoriza merupakan asosiasi
antara tanaman dan cendawan yang memiliki sifat dan peran yang unik bagi
tanaman, manusia dan lingkungan hidup. Asosiasi ini diketahui memiliki fungsi
yang menguntungkan tanaman simbionnya.
Mikoriza dapat dikelompokkan
menjadi 2 jenis menurut Kabirun (1994), yaitu endomikoriza dan ektomikoriza.
Namun pada umumnya mikoriza lebih banyak dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
dengan adanya penambahan kelompok mikoriza yang merupakan bentuk peralihan dari
kedua jenis tadi, yaitu ektendomikoriza (Harley and Smith 1983).
1. Ektomikoriza
Ektomikoriza
biasanya ditemukan di daerah yang beriklim sedang, berasosiasi dengan tumbuhan
tingkat tinggi dan beberapa semak. Tumbuhan yang membentuk ektomikoriza antara
lain pohon cemara, oak, meranti, kruing, kamper (jenis-jenis Dipterocarapaceae),
pasang, mempening (jenis-jenis Fagaceae), pinus, beberapa jenis Myrtaceae
(jambu-jambuan) dan beberapa jenis legum. Tumbuhan yang tumbuh pada hutan
temperata yang tumbuh pada kondisi dingin biasanya mengandung ektomikoriza,
yang terdiri dari komponen fungi dari Basidiomycetes, Ascomycetes atau
Zygomycetes. Tetapi kebanyakan yang membentuk mikoriza ialah Basidiomycetes
(famili Amanitaceae, Boletaceae, Cortinariaceae, Russulaceae, Tricholomataceae,
Rhizopogonaceae, dan Sclerodermataceae).
Ektomikoriza
tumbuh pada sekitar akar tanaman yang akarnya berada tidak jauh dari
permukaan tanah terutama pada ujung akar, selanjutnya terjadi penetrasi
fungi dan mengganggu sebagian lamela tengah di antara sel korteks, hal ini
umumnya dijumpai pada jenis kayu cemara atau tanaman berdaun jarum. Susunan
hifa di sekeliling sel korteks ini disebut jaringan Hartig. Ektomikoriza
biasanya juga menyusun jaringan hifa dengan sangat rapat pada permukaan akar,
yang disebut selubung/mantel. Selubung ini sering disebut dengan selubung
Pseudoparenkim (Kabirun 1994).
Banyak dari
jamur ini menunjukkan inang spektrum luas.Salah satu fungi yang terpenting pada
Ektomikoriza adalah Pisolitus tinctorius. Bila fungi ini
diinokulasikan ke dalam akar tumbuhan, pertumbuhannya menjadi lebih cepat,
dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak diinokulasi fungi tersebut.
2. Endomikoriza
Endomikoriza merupakan fungi yang
tidak dapat berkembang tanpa tumbuhan inang, dan biasanya fungi ini berasal
dari kelompok Zygomycetes. Hubungan hifa fungi yang harus masuk ke sel pada
akar tanaman, kemudian tumbuh dalam sel/intraseluler dan membentuk gumpalan
(lilitan), sehingga membentuk pembengkakan.
Endomikoriza bersimbiosis dengan
akar tanaman inang yang berada relatif lebih dalam dari permukaan tanah.Fungi dapat
memecah lignin dan seluosa dan karena ikut menyumbang dalam pembusukan bahan
organic. Dalam hal ini, fungi tersebut berbeda dengan fungi ektomikoriza yang
tergantung dengan inangnya dalam hal nutrisi karbonnya.
3. Esktendomikoriza
Ektendomikoriza,
merupakan bentuk intermediet antara ektomikoriza dan endomikoriza.Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis dan adanya
jaringan Hartig, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga
sel-sel korteknya. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga
pengetahuan tentang mikoiza tipe ini sangat terbatas.
Mikoriza endotrofi dijumpai pada
tanaman gandum, jagung, buncis, jeruk dan tanaman komersial lain serta jenis
rumput-rumputan tertentu. Terdapat bukti bahwa, pada lingkungan tumbuhan,
mikoriza dapat meningkatkan persaingan antar tumbuhan tersebut. Pada lingkungan
yang basah Mikoriza dapat meningkatkan nutrisi, khususnya ketersediaan fosfat.
Sedangkan pada daerah yang kering/gersang, Mikoriza membantu dalam pengambilan
air, peningkatan transpirasi, dibandingkan dengan tanpa adanya mikoriza pada
tumbuhan. Dan ini akan memberikan manfaat dalam penggantian energi yang
diperlukan untuk fotosintesis tumbuhan.
b.
Interaksi yang Merugikan
contoh interaksi tumbuhan dengan jamur yang merugikan.
1.
Karat Daun - Jamur Hemileia
vastatrix
Penyakit karat pada daun disebabkan oleh jamur, tanaman budidaya yang
paling sering terserang oleh jamur ini ialah tanaman kopi.
2.
Busuk Akar - Jamur Phytium
sp
Busuk akar disebabkan oleh serangan jamur Phytium sp. Busuk
akar terjadi karena media tanam terlalu basah dan berkelembaban tinggi. Air
yang terlalu lama menggenang menyebabkan media menjadi becek dan dalam waktu
singkat menyebabkan akar menjadi busuk, daun menjadi pucat, layu lalu busuk.
3.
Layu Fusarium - jamur Fusarium
oxysporum . Layu Fusarium yang menyerang tanaman cabai dan tomat. Penyakit
ini disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Gejala yang
ditimbulkan adalah memucatnya tulang daun terutama daun bagian atas kemudian
menggulunggnya daun yang lebih tua dan akhirnya layu secara keseluruhan.
Menggulungnya daun ini mengakibatkan kemampuan daun menerima cahaya matahari
menurun dan berdampak pada laju fotosintesis. Penurunan laju fotosintesis
berberdampak pada produktivitas tanaman tersebut (Endah, 2002).
F. INTERAKSI
TUMBUHAN DENGAN BAKTERI
1.
Interaksi yang Menguntungkan
Interaksi antara bakteri Rhizobum dengan akar
kacang-kacangan
ü akarnya memiliki bintil-bintil berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen
udara, sehingga nitrogen tanah yang telah diserap tanaman dapat diganti.
Simbiosis antara tanaman dan bakteri saling menguntungkan untuk kedua pihak.
Bakteri mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang sedangkan
tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan
kehidupannya.
ü Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam
bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap
pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah
ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya. Suatu pigmen merah yang disebut leghemeglobin dijumpai dalam bintil
akar antara bakteroid dan selubung membrane yang mengelilinginya. Jumlah
leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung
dengan jumlah nitrogen yang difiksasi.
ü Tumbuhan yang bersimbiosis dengan rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk
hijau seperti Crotalaria, Tephrosia dan Indigofera. Akar tanaman
polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri
melalui kemampuannya mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat
nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik
ke dalam tanah tempat tanaman kacang polong-polongan hidup. Dengan demikian
terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
ü Rhizobium didalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen yaitu
melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH3).
Dalam sel bakteri ini terdapat sebuah alat yang berperan dalam biokatalis yaitu
enzim nitrogenase. Enzim inilah yang berperan dalam mengubah N2 menjadi
NH3

2.
Interaksi yang merugikan
ü adanya interaksi bakteri Pseudomonas solanacearumyang
menyebabkan penyakit “Darah Pisang”. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteriPseudomonas solanacearum. Disebut penyakit darah karena bila akar
tinggal tanaman sakit dipotong maka keluar cairan kental yang berwarna
kemerahan dari bekas pembuluh. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui
bibit terinfeksi, serangga yang mengunjungi bunga, alat-alat penangkasan dan
kontak akar.
ü bakteri Erwinia coratovora yang menyebabkan penyakit layu
pada tanaman terutama di daerah subtropis dan tropis. Bateri ini termasuk ganas
karena mampu merusak tanaman dalam waktu singkat. Serangannya dapat menyebabkan
melunaknya daun dan batang pada tanaman disertai perubahan warna menjadi coklat
sambil mengeluarkan bau busuk. Sedangkan bagian tanaman yang diserang akan
mengeluarkan lendir putih, kental dan lengket tersebut kedalam jaringan.
G. INTERAKSI
TUMBUHAN DENGAN VIRUS
1.
Interaksi yang merugikan
ü Interaksi antara chilli veinal mottle virus dengan tanaman
cabai. Virus tumbuhan sebagian besar mempunyai materi genetic RNA (ss-RNA).
Kaspidnya umumnya berbentuk iksohedral/silindrikal. Virus tumbuhan dapat
berpindah melalui perantara serangga, fungi, nematoda, dan kontaminan dari
mesin. Salah satu contoh virus yang inangnya tumbuhan adalah ChiVMV (chilli
veinal mottle virus).
ü Penyakit mosaik yang disebabkan oleh virus merupakan salah satu factor
pembatas penting dalam budidaya cabai.

Terjadinya infeksi virus pada tanaman cabai dapat menurunkan pertumbuhan
dan produksi tanaman, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Syamsidi et
al., 1997).
Beberapa virus yang umum menyerang tanaman cabai yaitu : virus CMV (Cucumber
mosaic virus), TMV (Tobacco mosaic virus ), TEV (Tobacco
etch virus), PVY (Potato virus Y), ChiVMV (Chilli Veinal Mottle
Virus) dan TYLCV (Tomato yellow leaf curl virus) (Semangun,
1994; dan Pracaya, 1994).

Untuk mengendalikan virus yang menyerang tanaman, hal yang sangat penting
dilakukan adalah mendiagnosis virus yang menyerang tanaman tersebut. Dengan
hasil diagnosis tersebut, dapat digunakan sebagai panduan untuk pemberantasan
(eradikasi) beberapa sumber virus yang potensial, sehingga tanaman cabai maupun
tanaman dari spesies lain terhindar dari infeksi virus yang menyerang tanaman
cabai (Edwarson dan Christie, 1997).
Tanaman cabai seringkali terserang virus dengan menunjukkan gejala mosaik,
sehingga dapat menurunkan produksi buah cabai. Penyakit virus tersebut pada
umumnya tersebar karena adanya vektor misalnya, Myzus persicae (aphids), Bemisia
tabaci (lalat putih), Thrips tabaci (Pracaya, 1994).
TMV merupakan virus yang diketahui dapat ditularkan melalui benih (seed
transmission).
Virus menginfeksi tanaman dan berkembang biak dalam jasad inang. Ketika
ChiMV(chilli veinal mottle virus) menulari tanaman cabai, virus memasuki
mekanis yaitu melalui dinding sel tumbuhan pecah dan bereplikasi. Gejala yang
terlihat yaitu gejala daun yang memperlihatkan banyak daerah kecil berubah
wama, yang kontras dengan warna asalnya dan cenderung berupa lingkaran terang
seperti cincin. Pola bagian hijau yang bersiku kontras dengan wama kuning;
daerah yang dikelilingi cincin klorotik yang memberikan mosaik kuning di atas
warna hijau. Jika daerah warna yang berbeda jadi menyatu, akan menghasilkan
gejala belang.
Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Virus
bersifat sangat stabil dan mudah ditularkan dari benih kepembibitan pada saat
pengelolaan tanaman secara mekanis misalnya pada saat pemindahan
bibit ke pertamanan. Gejala serangan daun tanaman yangterserang menjadi
berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun relatif lebih kecil
dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika yang diserang tanaman
muda, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan akhirnya kerdil. Virus ini mampu
menular secara mekanis yakni melalui tangan manusia saat memetik buah cabai,
buah cabai yang tidak dicuci sebelum menggunakannya.
H. INTERAKSI
TUMBUHAN DENGAN MANUSIA
Manusia
memperoleh makanan salah satunya dari tumbuhan. Dengan adanya tumbuhan, manusia
dapat memenuhi kebutuhan makanannya.Hewan juga merupakan konsumen dari
tumbuh-tumbuhan. Hewan-hewan juga dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan
makanan.
Lingkungan akan mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain yang hidup di muka bumi.
Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan
agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum.Dalam
agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam
rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan.
Lingkungan akan mempengaruhi jenis
tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik
budidaya yang digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor
pertanian.
Interaksi tumbuhan dengan manusia
ada yang menguntungka dan ada yang merugikan. Tumbuhan itu banyak di manfaatkan
oleh manusia, misalnya saja manusia memanfaatkan tumbuhan untuk membuat
perumahan ( papan), sandang, dan pangan.
manusia untuk mendirikan sebuah
rumah membutuhkan tiang, tiang tersebut di ambil dari tumbuhan, jika tidak ada
tumbuhan yang akan di jadikan sebagai tiang, maka rumah tersebut tidak akan
bisa berdiri. Peralatan – peralatan manusia tersebut kebanyakan terbuat dari
tumbuhan, jika tidak ada peralatan tersebut, maka manusia tidak bisa bertahan
hidup. Begitu penting tumbuhan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Tapi manusia itu sendiri tidak bisa menjaga dan
melestarikan tumbuhan dengan baik, akan tetapi manusia memakai tumbuhan dengan
seenaknya saja. Misalnya manusia menebang hutan secara sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA
Irwan, zoer’aini.1992.Prinsip-Prinsip Ekologi Dan Organisasi Ekosistem, Komunitas Dan Lingkungan.jakarta:PT
Bumi Aksara.
Surasana,Eden.1990.Ekologi Tumbuhan.Bandung:FMIPA ITB
Iswandi U.2012.Ekologi dan Ilmu lingkungan.Padang:UNP
Press
Indriyanto.2006.Ekologi Hutan.Jakarta:PT Bumi Aksara
Campbel.2004.Biologi Jilid 3, Edisi ke 5. Erlangga : Jakarta
Gopal dan bhardwaj.1979.
Rice, 1974
Killham, 1996
Raven Johnson,1986
http://matakuliahbiologi.blogspot.co.id/2012/04/interaksi-mikroba-dengan-tanaman.html.Diakses tanggal 14 oktober 2015
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-Diakses tanggal 14 oktober 2015
KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_X_INTERAKSI_MIKRO..pdf.diakses tanggal 14 oktober 2015
http://forda-mof.org/files/Tekno_6.1.2013-2.EnnyWidyati.pdf.Diakses
tanggal 14 oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar